Empat Anggapan Salah Kaprah Mengenai Asuransi

Salah kaprah mengenai asuransi

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 2021 penetrasi industri asuransi di Indonesia masih tergolong sangat rendah, yaitu sebesar 3,18%. Angka tersebut terdiri dari asuransi jiwa 1,19%, asuransi umum 0,47%, asuransi sosial 1,45%, dan asuransi wajib 0,08%. Sedangkan angka densitas baru sekitar Rp 1,82 juta. Jika kita melihat banyaknya jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai lebih 260 juta jiwa namun sayang sekali, tingkat penetrasinya masih rendah. Hal ini juga menunjukkan literasi keuangan khususnya asuransi masih rendah. Kira-kira, apa ya penyebab masyarakat Indonesia masih belum mau memiliki asuransi? Simak yuk catatan BekalHidup tentang empat alasan yang salah kaprah dari masyarakat Indonesia mengenai asuransi.

  1. Asuransi belum menjadi prioritas

Alasan pertama yang kerap kali dijumpai yaitu karena asuransi belum menjadi bagian dari prioritas hidup, atau dengan kata lain masih menganggap bahwa asuransi itu tidak penting. Rata-rata masyarakat Indonesia masih memprioritaskan kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan primer seperti pangan, sandang, dan papan. Padahal, jika terjadi risiko di dalam hidup seperti sakit atau meninggal dunia, prioritas tersebut dapat terganggu. Sebagai generasi yang pintar mengelola keuangan, sebaiknya Sahabat BekalHidup mengikutsertakan asuransi dalam perencanaan keuangan.

  1. Menganggap tubuh akan selalu sehat

Kemudian alasan kedua yaitu menganggap bahwa tubuh akan selalu sehat tanpa mempertimbangkan risiko yang bisa saja terjadi kapan saja. Asuransi berfungsi untuk melindungi diri dari risiko hidup seperti sakit atau kecelakaan. Jika baru berpikir untuk membeli asuransi saat sudah terjadi risiko, itu sudah terlambat. Justru dengan kondisi tubuh yang masih sehat adalah saat yang tepat untuk membeli asuransi karena premi asuransi yang dibayarkan akan lebih murah. Orang yang memiliki pandangan bahwa “kesehatan itu sangat berharga” seharusnya melengkapi dirinya dengan asuransi yang dapat membantu melindungi dari sisi keuangan ketika hal yang tidak terduga terjadi.

  1. Stigma negatif yang bermunculan tentang asuransi

Alasan ketiga yaitu stigma negatif yang bermunculan di kalangan masyarakat yang berpikir kalau asuransi adalah hal yang merugikan. Hal ini diperparah dengan maraknya berita penipuan asuransi yang menimpa banyak orang sehingga tujuan utama asuransi untuk melindungi nasabah dari risiko menjadi tidak tersampaikan dengan baik. Padahal, kejahatan asuransi hanyalah dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Jadi, pastikan Sahabat BekalHidup memilih asuransi yang tepat dan terpercaya.

Baca juga artikel ini: Bekal Proteksi Pandai, Asuransi Jiwa Berjangka dengan Pengembalian Premi

  1. Asuransi itu mahal, ribet, dan hanya untuk orang kaya

Anggapan yang terakhir mungkin tidak sepenuhnya benar jika Sahabat BekalHidup memilih asuransi yang tepat. Di bekalhidup.com tersedia produk asuransi dengan premi yang relatif murah serta proses pembeliannya yang sangat mudah. Seluruh produk asuransi di bekalhidup.com dirancang agar bisa dijangkau oleh banyak lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.bekalhidup.com.

ARTIKEL LAINNYA

logo help